Kasus DBD di Karawang Naik 300%, Fogging Tidak Efektif

( Pasien DBD RSUD Kab. Karawang )

Sepanjang Januari – Mei 2024, terjadi lonjakan 300% kasus deman berdarah di Karawang. Sekitar 1.000 warga Karawang mengidap penyakit Demam Berdarah. Sepuluh kasus diantaranya berujung kematian. Fogging tidak efektif mencegah DBD. Dibutuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengentasan DBD di Karawang

Peristiwa naas itu, masih terngiang di kepala Muhammad Dimas Farid (21 tahun). Bulan lalu, 14 Mei 2024, Dimas terjangkit virus dengue. Dia harus dirawat selama seminggu di salah satu rumah sakit Karawang, karena mengidap penyakit demam berdarah..

Menurut Dimas, kondisinya saat itu memprihatinkan. Suhu badan naik turun, badan lemas, dan muncul bitnik-bintik di sekujur tubuh. Beruntungnya warga Telagasari Karawang itu, mendapat penanganan cepat dari tenaga medis. “Saya langsung pergi ke rumah sakit saat 24 jam, kondisi saya belum membaik,” kata Dimas kepada redaksi Wartacana.com, 11 Juni lalu.

Sepanjang Januari sampai Mei 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karawang melonjak 300% dari periode yang sama tahun lalu. Tercatat ada 989 kasus DBD, dengan 10 kasus kematian sejak bulan. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan warga.

Menurut Programmer Demam Berdarah Dengue (DBD) Dinas Kesehatan Karawang, Ade Sunaria, lonjakan kasus DBD di Karawang dipicu kondisi padatnya pemukiman penduduk di Karawang. Mayoritas penduduk tersebut merupakan pekerja

Ade menuturkan, kenaikan kasus DBD juga terjadi karena banyak warga lalai dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. Air-air yang menggenang, menjadi sasaran sarang utama untuk nyamuk menetaskan jentik-jentiknya

Menurut pemantauan Ade, banyak tumpukan barang-barang bekas di rumah warga. Misalnya, botol yang tutupnya terbuka atau ban-ban bekas yang ditaruh di depan rumah

“Itu akan menampung air kalau kena hujan. Di situ sudah pasti banyak jentik nyamuknya. Nah, tadi karena masyarakat lebih sibuk dengan pekerjaan, akhirnya hal-hal seperti itu terabaikan. Jadi di situ sumber berkembang biaknya dan meningkatkan jumlah nyamuk aedes aegypti,” kata Ade, kepada redaksi Wartacana.com di ruang kantornya.

Menurut Ade, pihak Dinkes Karawang bersama dengan Puskesmas sudah mengoptimalkan program penyuluhan pencegahan DBD di tiap-tiap desa. Selain itu, puskesmas juga menyediakan fasilitas fogging dan penyediaan obat pembasmi jentik-jentik (Abate).

Sayangnya, menurut pantauan redaksi Wartacana.com, fogging tidak efektif memberantas penyakit DBD. Hal ini diperkuat dengan pengakuan pihak Puskesmas Teluk Jambe

Menurut Programmer DBD Puskesmas Teluk Jambe, Ahmad Yurtana, masyarakat cenderung menganggap bahwa fogging dapat memberantas nyamuk DBD secara optimal. Warga sering mengajukan fogging atau fogging mandiri ke Puskesmas

Padahal, kata Ahmad, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lebih efektif dibandingkan fogging. Karena kegiatan PSN dapat membasmi jentik-jentik sebagai pencegahan meningkatnya jumlah nyamuk dewasa.

Kegiatan PSN dapat berupa, pengurasan bak kamar mandi seminggu sekali, pembersihan drainase, dan merapikan barang-barang yang berpotensi menjadi genangan air. Sementara itu, sambung Ahmad, kegiatan fogging atau pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa tanpa membunuh jentik-jentik yang sudah ada.

“Karena sekarang, ketika masyarakat datang ke rumah sakit, kemudian di cek trombositnya turun. Pasti mengajukan fogging. Padahal, fogging itu bukan merupakan langkah preventif pencegahan. Fogging akan dilakukan ketika jumlah warga yang terjangkit DBD di daerah tersebut sudah memasuki jumlah kriteria untuk dilakukan fogging di daerahnya,” katanya.

Ahmad menjelaskan, fogging harus dilakukan dalam dua siklus utama dan siklus lanjutan secara berkala. “Jadi tidak hanya di fogging sekali kemudian masalahnya beres,” Ahmad mengingatkan.

Dalam mendukung berjalannya program PSN yang dilakukan oleh masyarakat, Puskesmas Teluk Jambe menyediakan Abate. Abate alias obat pembasmi jentik-jentik nyamuk, dapat diperoleh warga secara gratis.

Menurut Ahmad, meskipun gratis, masih banyak masyarakat yang belum mengajukan permintaan Abate. Padahal obat ini efektif digunakan pada tempat penampungan air, untuk mencegah jentik-jentik bersarang dan mematikan jentik-jentik yang sudah ada

Berdasarkan data Puskesmas Teluk Jambe sampai akhir bulan Mei 2024, tercatat sebanyak 32 kasus DBD yang tersebar di 5 kecamatan dibawah naungan Puskesmas Teluk Jambe. Lima kecamatan adalah Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe, Kecamatan Puseurjaya, Kecamatan Sirnabaya dan Kecamatan Pinayungan.

 Kecamatan Sukaluyu misalnya, memiliki jumlah kasus terbanyak sampai akhir bulan Mei 2024, sebanyak 12 kasus DBD. Kecamatan Sukaluyu merupakan kecamatan dengan proyek pengembangan perumahan di Kab. Karawang.

Menurut Ahmad, faktor kepadatan penduduk dan daerah pemukiman menjadi salah satu faktor melonjaknya kasus DBD di Karawang. Karena itu, Puskesmas Teluk Jambe bersama dengan Dinkes Karawang, berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat.

Kata Ahmad, pihaknya juga mendukung dan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung untuk menurunkan jumlah kasus DBD di Kab. Karawang. Menurut Ahmad, Puskesmas biasanya mengajukan permohonan bantuan lewat dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan untuk mendukung pengadaan alat fogging.

(Rekaman Audio Wawancara Programer DBD Puskesmas Teluk jambe)

Ahmad menjelaskan bahwa penurunan jumlah kasus bukan tergantung pada upaya pengasapan atau fogging. Namun, dimulai dari kesadaran individu dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan beraktivitas. “Mari melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) secara mandiri dan berkelanjutan,” pungkas Ahmad

Nama penulis: Beatrice, Callysta Natanael, Nurul

Beatrice, Callysta, Natanael, Nurul

Related Posts

KKN Desa Tamanmekar Dominasi Lokakarya di Pangkalan dengan Produk UMKM Terbanyak

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Tamanmekar dari Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengikuti acara lokakarya Unsika bersama dengan seluruh desa yang ada di Kecamatan Pangkalan. Acara lokakarya ini bertujuan agar…

Read more
KKN Unsika Mengadakan Pentas Seni di SDN Ciptasari III Dalam Rangka Untuk Menumbuhkan Rasa Nasionalisme

Mahasiswa/i KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) telah mengadakan pentas seni kebudayaan dengan tema Keberagaman Budaya, Craft Culture Symphony: Merajut Kreativitas, Menyatu Dalam Keberagaman di SDN Ciptasari III,…

Read more

One thought on “Kasus DBD di Karawang Naik 300%, Fogging Tidak Efektif

  1. I was very pleased to find this web-site.I wanted to thanks for your time for this wonderful read!! I definitely enjoying every little bit of it and I have you bookmarked to check out new stuff you blog post.

  2. Fantastic items from you, man. I’ve bear in mind your stuff prior to and you are simply too fantastic. I really like what you’ve bought here, really like what you’re stating and the best way by which you say it. You make it enjoyable and you still care for to stay it sensible. I cant wait to learn far more from you. That is really a tremendous site.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

KKN Desa Tamanmekar Dominasi Lokakarya di Pangkalan dengan Produk UMKM Terbanyak

KKN Desa Tamanmekar Dominasi Lokakarya di Pangkalan dengan Produk UMKM Terbanyak

KKN Unsika Mengadakan Pentas Seni di SDN Ciptasari III Dalam Rangka Untuk Menumbuhkan Rasa Nasionalisme

KKN Unsika Mengadakan Pentas Seni di SDN Ciptasari III Dalam Rangka Untuk Menumbuhkan Rasa Nasionalisme

KKN Unsika Desa Ciptasari Membantu UMKM Desa Dengan Membuat Kotak Tisu Ramah Lingkungan (Eco Friendly)

KKN Unsika Desa Ciptasari Membantu UMKM Desa Dengan Membuat Kotak Tisu Ramah Lingkungan (Eco Friendly)

Mahasiswa KKN Universitas Singaperbangsa Karawang Gelar Program Kerja Pembuatan Light Trap Tenaga Surya di Desa Talagamulya

SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING DAN PEMBERIAN PMT SUSU JAGUNG OLEH KELOMPOK KKN UNSIKA 2024 DI DESA KERTAMUKTI

SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING DAN PEMBERIAN PMT SUSU JAGUNG OLEH KELOMPOK KKN UNSIKA 2024 DI DESA KERTAMUKTI

Mahasiswa KKN Unsika Melakukan Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Stunting di Desa Ciptasari

Mahasiswa KKN Unsika Melakukan Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Stunting di Desa Ciptasari