
Bekasi, Wartacana.com – Awal Maret 2025, banjir kembali merendam wilayah Bekasi. Tak hanya merusak rumah warga, bencana ini juga menyapu mata pencaharian pedagang kecil yang menggantungkan penghasilan dari usaha harian mereka. Air bah yang datang secara tiba-tiba di pagi hari membuat banyak pedagang tak sempat menyelamatkan barang dagangan.
Anung Nuryanah (44 tahun), seorang pedagang toko kelontong di RT 2 RW 1, mengatakan seluruh tokonya terendam hingga setinggi satu meter. “Semua barang-barang habis terkena banjir, nggak sempat diselamatkan karena datangnya pagi-pagi habis sahur,” ujarnya.
Anung menyebut kerusakan terbesar berasal dari barang-barang seperti rokok, sabun, serta kardus-kardus dagangan yang hancur. Meski demikian, toko tetap beroperasi dengan kondisi seadanya. “Dampaknya turun drastis, pelanggan juga banyak yang pulang kampung jadi makin sepi. Pendapatan otomatis ikut turun,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Supriyati (35 tahun), pedagang minuman yang juga terdampak banjir. “Rumah saya juga kena banjir, jadi waktu itu fokus beresin rumah dulu. Warung nggak bisa buka, alat-alat kayak kulkas dan blender harus diservis, buah-buahan juga dibuang karena udah rusak,” jelasnya.
Supriyati menambahkan bahwa pendapatan menurun drastis karena sepinya pelanggan. “Biasanya ramai, tapi sejak banjir pelanggan jauh berkurang. Sekarang pelan-pelan saya coba buka lagi, walaupun belum seramai dulu,” ujar Supriyati kepada Tim Wartacana.
Keduanya mengaku sudah menerima bantuan dari pemerintah, namun hanya dalam bentuk sembako. “Bantuannya standar aja, nggak cukup nutupin kerugian,” sebut Supriyati. Sementara itu, Anung Nuryanah menambahkan, “Paling gotnya dibersihin dari lumpur dan jalanan disiram pakai mobil pemadam kebakaran,” katanya

Dosen Ekonomi dari Universitas Singaperbangsa Karawang, Evi Selvi menjelaskan bahwa dampak banjir terhadap ekonomi pedagang kecil sangat nyata. “Barang dagangan rusak, biaya perbaikan tinggi, penjualan menurun, dan banyak yang masuk dalam siklus kemiskinan karena kehilangan modal,” ujarnya, Kamis, 8 Mei 2025.
Evi juga menyebutkan bahwa secara umum, regulasi yang melindungi pedagang kecil masih lemah, dan solusi nyata harus menyentuh langsung pada akar masalah: pemulihan ekonomi dan pencegahan bencana jangka panjang. “Kalau hanya sembako, itu sifatnya sementara. Perlu intervensi lebih besar,” tegasnya, Kamis, 8 Mei 2025.
Meski dihadapkan pada tantangan besar, para pedagang kecil di Bekasi tetap memilih bertahan. “Saya masih bertahan di sini karena anak sekolah juga dekat. Pindah mungkin nanti, tapi sekarang di sini dulu,” tutur Bapak Anung. Harapannya pun sederhana namun penting: agar pemerintah memberi perhatian lebih dan mencegah banjir serupa terulang kembali.
Tim Penulis: Alya Zahirah, Siti Shofariyah, Syahrul Amri
I like the valuable inforjation yyou spply too your articles.
I willl bookmarkk yor weblog andd take a look aat once ore here frequently.I aam
modrrately certain I’ll bee tld lots oof new tuff proper here!
Good lck for the following!
cc1xho
6w4myh
Exceklent wway of telling, aand fstidious paragraph too
get information about my presenttation subject, which i
am going tto present inn academy.
d52eyn
hv7879
41tpki