Proyek SPAM Lelet Rampung, Bekasi Macet Bertahun-Tahun

Bekasi (Wartacana) – Bekasi, kota yang sering disebut sebagai kota penyangga Jakarta, kembali menghadapi masalah kemacetan parah. Kemacetan yang berlarut-larut ini semakin diperparah dengan adanya proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terletak tepat di depan Stasiun Kranji.

Sejak dimulainya proyek SPAM ini, para pengguna jalan harus menghadapi kepadatan yang semakin hari semakin memburuk. Antrean kendaraan yang panjang, mulai dari sepeda motor, mobil pribadi, truk-truk besar, hingga angkutan umum, menjadi pemandangan sehari-hari di depan Stasiun Kranji.

Tak jarang, kemacetan ini membuat perjalanan yang seharusnya singkat menjadi berjam-jam lamanya. Sudah satu tahun belakangan ini banyak pengguna jalan di depan Stasiun Kranji, Bekasi yang mengeluh akibat proyek SPAM Jatiluhur yang tak kunjung usai. Banyak pengguna jalan yang sudah lelah sehabis pulang beraktivitas menggunakan KRL tambah lelah karena memesan ojek online yang tak kunjung mereka dapatkan.

Suasana ini terjadi satu tahun belakangan ini. Sejak dimulainya proyek SPAM, kondisi lalu lintas di sekitar Stasiun Kranji semakin memburuk.

Stasiun yang sebelumnya sudah menjadi titik kemacetan karena aktivitas para penumpang yang keluar masuk, kini bertambah parah dengan adanya alat-alat berat dan material proyek yang memakan sebagian besar badan jalan. Belum lagi dengan aktivitas kendaraan umum lain yang berhenti untuk menjemput dan mengantar penumpang, menambah kekesalan pengendara lain yang akhirnya saling bersahut-sahutan dengan suara klakson kendaraannya.

Seorang pengguna jalan, Alif (35), mengeluhkan kondisi ini. “Parah ini dari tadi gak nyampe-nyampe. Padahal belum jam pulang kerja ini baru jam 4,  hari Sabtu lagi.  Keganggu banget lah, udah 15 menit lebih gak -nynyampeampe gojeknya,” ujar Alif dengan nada kesal sambil menunggu ojek online yang dipesan.

Pengerjaan Proyek SPAM Jatiluhur ini membuat pengguna jalan emosi karena ketidakjelasan mengenai kapan proyek ini akan selesai. Informasi yang beredar sangat minim dan seringkali simpang siur. Beberapa sumber menyebutkan proyek ini akan selesai dalam beberapa bulan, namun kenyataannya, hingga kini tidak ada tanda-tanda signifikan dari penyelesaian proyek.
“Nggak jam pulang kerja, nggak berangkat kerja, bikin berantem aja kerjaannya, bikin emosi,” kata Kevin, seorang karyawan yang setiap hari harus melewati Stasiun Kranji untuk bekerja di Harapan Indah, Bekasi.

Selain itu, proyek pengerjaan SPAM ini juga pernah memakan korban karena amblesnya jalanan di sekitar pengerjaan proyek ini. Tetapi untungnya korban tersebut tidak sampai meninggal, hanya luka ringan saja.
“Sekitar 2 bulan lalu saya juga melihat pengendara motor jatuh karena jalanannya ambles gara-gara proyek SPAM ini. Untungnya sih pengendara motornya nggak kenapa-napa, kondisinya nggak parah banget,” ungkap Kevin Yosua, salah satu pengguna jalan (21).

Proyek SPAM ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyediaan air bersih bagi warga Bekasi. Namun, pelaksanaannya yang memakan waktu lama dan kurangnya pengaturan lalu lintas selama proses pengerjaan menjadi masalah tersendiri. Warga berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dapat segera menyelesaikan proyek ini atau setidaknya mengatur lalu lintas dengan lebih baik untuk mengurangi dampak kemacetan.

Salah satu pekerja konstruksi yang terlibat langsung dalam proyek SPAM mengungkapkan bahwa pada pengerjaan proyek ini sudah berjalan sekitar dua tahun lamanya. “Iya udah dua tahun ini, penyambungan pipanya akhir Mei kelar lah ini,” ujar Eko (52 tahun), bagian Manajemen Produksi proyek.

Namun, pada kenyataannya Proyek SPAM di depan Stasiun Kranji, Bekasi sampai saat ini belum selesai. Ketidakjelasan jadwal penyelesaian, kurangnya koordinasi antara pihak terkait, serta minimnya informasi kepada masyarakat menjadi faktor utama yang memperburuk situasi.
Banyak masyarakat Bekasi hanya bisa berharap dan bersabar menunggu penyelesaian proyek ini. Mereka membutuhkan solusi nyata dan cepat untuk mengatasi kemacetan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penulis: Ayu Oktaviani Manurung, Jennie Jumarnies, Laurentia Stephany