Kualitas udara di Karawang terus memburuk karena aktivitas industri yang meningkat. Industrialisasi tidak diimbangi dengan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Akibatnya, kualitas udara di Karawang terus memburuk.
Untuk merasakan udara segar, Ahmad Maulana (20 tahun) harus berjalan sekitar dua kilometer dari rumahnya. Setiap sore, warga Desa Telukjambe Timur itu pergi ke taman kota Galuh Mas. Cuma sering kali, taman kota itu dipadati warga yang juga ingin menikmati udara segar.
Ahmad mengatakan bahwa RTH yang layak masih langka di Karawang. “RTH menjadi kemewahan yang langka di Karawang,” katanya kepada redaksi Wartacana.com.
Ahmad meyakini bahwa kualitas udara yang buruk telah mengganggu kenyamanan dalam beraktivitas. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri, menilai bahwa taman dan ruang terbuka hijau di Karawang masih kurang.
“Saya sendiri memang dari dulu merasakan bagaimana kebersihan sama dampak dari yang dirasakan di Karawang itu memang benar-benar kurang. Mulai dari udara sama kebersihan lingkungan itu benar-benar kerasa bagi saya sendiri dan dalam aspek taman kota maupun pepohonan. Karena memang mulai dari aktivitas juga kadang terganggu,” kata Ahmad.
Sebagai kota Industri, kualitas udara Karawang kategori buruk. Pertumbuhan industri yang signifikan, membuat kualitas karawang terus memburuk. Sayangnya tidak diimbangi dengan pembangunan RTH.
Melansir dari situs IQAir, portal pemantau kualitas udara, kualitas udara Karawang menunjukkan angka 160. Angka tersebut dikategorikan ke dalam taraf tidak sehat. Bahkan jika dibandingkan dengan kota-kota padat penduduk lain, kualitas udara Karawang cukup memprihatinkan.
Wajar saja, banyak warga mencari taman kota untuk sekedar mendapatkan udara bersih. Persoalannya, jumlah RTH di Karawang ternyata tidak sesuai dengan regulasi.
UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjelaskan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit adalah 30 persen dari luas wilayah kota.
Staf Bidang Pengendalian Pencemaran dan Keanekaragaman Hayati Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Yudie Teten Firmansyah, mengatakan, sulit bagi Kabupaten Karawang untuk mencapai angka 30 persen RTH dari luas wilayah kota. Pasalnya, area persawahan di karawang mencapai hampir 50 persen atau sekitar 100 ribu hektar.
“Makanya ketika kita membacanya secara itu saya yakin Karawang susah. Kecuali sawahnya bisa dihitung di bagian dari RTH. Baru itu bisa kita mencapai angka 30 persen,” sebut Teten kepada redaksi Wartacana.com.
Teten menjelaskan bahwa pengelolaan RTH tidak semuanya dilakukan oleh pemerintah. Ada juga yang dikelola oleh pihak lain, seperti RTH privat, yang meliputi kantor swasta, rumah pribadi, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Staf DLHK tersebut menambahkan bahwa angka pasti dari RTH Kabupaten Karawang belum dapat dipastikan.
Dikutip dari Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2016-2021 DPRKP selain mempercantik kota, RTH juga harus menjadi fasilitas utama penyeimbang pembangunan kota dalam menanggulangi banjir, menyerap polutan, dan menyuplai oksigen. Taman atau RTH juga dapat dimanfaatkan oleh para pejalan kaki, tempat berolahraga bahkan sebagai tempat melepas penat bagi karyawan yang melakukan aktivitasnya.
Beberapa bentuk RTH, masih menurut referensi yang sama, seperti hutan kota, area pemakaman di sepanjang jalan, lapangan olahraga, dan jalur khusus sepeda dan pejalan kaki, serta perairan seperti sungai, kolam, danau, dan tepi laut. Lalu ada lagi RTH privat seperti halaman, teras rumah, dan area sekitar bangunan, hingga taman publik seperti taman kota, alun-alun, dan taman bermain.
Menurut data BPS Kabupaten Karawang, secara administratif wilayah Karawang terdiri dari 30 kecamatan, 12 kelurahan, 297 desa dengan luas wilayah total sebesar 1.913,71 km². Jumlah RTH di suatu wilayah kota dapat menentukan dan memengaruhi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Salah satunya, Indeks Kualitas Udara.
Teten mengakui bahwa jumlah RTH di Kabupaten Karawang masih belum cukup bagi masyarakat. “Belum ya. Karena saya lihat seperti di Dengklok ya, pemukiman padat. Itu dia masih membutuhkan ruang-ruang yang memang buat masyarakat refreshing,” ucap Teten.
Penulis:
- Arvin Afdhila Maabuat
- Derian Shabri Faisal
- Mochammad Rafi Darmawan
Thanks a lot for sharing this with all of us you actually know what you’re talking about! Bookmarked. Please also visit my site =). We could have a link exchange arrangement between us!
hey there and thank you for your info – I have definitely picked up anything new from right here. I did however expertise several technical points using this web site, as I experienced to reload the site many times previous to I could get it to load correctly. I had been wondering if your web hosting is OK? Not that I’m complaining, but sluggish loading instances times will very frequently affect your placement in google and could damage your quality score if ads and marketing with Adwords. Well I am adding this RSS to my e-mail and could look out for a lot more of your respective interesting content. Make sure you update this again soon..
Have you ever thought about adding a little bit more than just your articles? I mean, what you say is fundamental and everything. Nevertheless imagine if you added some great images or video clips to give your posts more, “pop”! Your content is excellent but with pics and clips, this blog could definitely be one of the very best in its field. Superb blog!
Some truly nice stuff on this internet site, I love it.
It?¦s actually a cool and helpful piece of information. I?¦m glad that you just shared this useful information with us. Please keep us up to date like this. Thank you for sharing.